STOP DOKTER HOAX!
17 Maret 2018Dulu setiap kali saya ke luar negri selalu saya ketinggalan berita2 dari tanah air. Namun sejak ada YouTube sekarang saya selalu update. Memang dulu saya bisa buka situs berita detik.com atau kompas.com tapi jelas lbh enak nonton video mereka daripada baca berita. Gambar bergerak bercerita lebih banyak dan menarik.
YouTube dulu masih sepi. Sekarang sdh luar biasa ramainya. Begitu masuk era internet cepat dan gadget canggih saat itu pula YouTube (YT) naik daun. Siapa saja kini bisa mengunggah video di situ. Cukup dengan hp berkamera dan wifi gratis siapa saja sdh bisa jadi warga YT dan bersiaran. Mulai dari anak kecil hingga dewasa. Dari seorang TKI sampai kepala negara. Coba perhatikan seorang anak SD kini sdh bisa jadi YTer dgn acara unboxing mainan squishy nya. Bahkan jadi mentor cara buat slime atau reviewer ransel sekolahnya. Seorang TKI pekerja pabrik di Korsel juga sdh tak canggung lagi membuat vlog harian. Dan tentu saja presiden kita pak Jokowi tak mau ketinggalan dgn vlog2 nya yg merakyat.
Saya juga mulai mengamati beberapa dokter Indonesia mulai buka channel. Kira2 ada tiga orang yang ajeg bersiaran. Masing2 dengan temanya sendiri2 tapi semuanya pernah membahas tentang jerawat. Saya senang karena berarti membantu masyarakat awam memahami kesehatan dari sudut pandang yg benar dan terhindar dari pengaruh kuasa gelap bisnis nakal tak bertanggung jawab. Namun sayang beribu sayang...
Dalam menjelaskan masalah jerawat para YTer dokter ini masih kurang. Saya paham saja karena mereka masih dokter umum dan salah satunya malah masih berstatus ko ass. Seandainya mereka benar2 mempersiapkan dengan serius membaca lebih dulu buku ajar dermatologi saya yakin keterangan yg disampaikan lebih sempurna dan gamblang.
Saya juga mencoba mengamati motivasi masing2 dokter YTer ini. Setelah bbp bulan saya ikuti ternyata motivasinya berbeda2. Dokter cewek dari Bali yg baru menikah meski agak lebay tapi punya motivasi lbh murni dlm mendidik masyarakat awam. Sedangkan cewek ke dua yg masih ko ass di Semarang keliatannya cuma mencari popularitas dan uang. Sedangkan dokter cowok berkacamata di Surabaya punya siasat menjual suatu produk suplemen MLM.
Sungguh amat disayangkan bila profesi mulia dokter yg dipercaya masyarakat mengkhianati kepercayaan itu. Apalagi sang dokter membelokkan kebenaran demi keuntungan finansial belaka. Saya tahu tambah lama biaya kuliah jadi dokter makin mahal tapi itu bukan alasan untuk mengelabui orang agar “balik modal”! Saya tahu banyak pengorbanan yg dilalui agar bisa lulus jadi dokter. Tapi itu bukan alasan utk berbuat negatif.
Di Indonesia yg kekuatan hukumnya masih lemah maka kesewenang2an kekuatan informasi masih merajalela. Di Amerika dan Eropa para jaksa dan advokat hukum bisa menghancurkan karir seorang dokter bila mereka salah memberikan informasi apalagi melakukan malpraktek. Karenanya para dokter di sana sampai punya asuransi profesi utk membiayai tuntutan finansial yg amat besar andaikan hukum menyalahkan mereka. Bila terbukti bersalah tidak saja karir hancur dan harta terkuras habis. Saya rasa di Indonesia masih lama sampai tahap seperti ini.
Karenanya masyarakat awam terpaksa harus membekali dirinya dengan kewaspadaan lebih. Janganlah terlalu mudah percaya pada satu dokter saja. Bertanyalah pada lebih dari satu. Apalagi bila mengenai penyakit2 parah dan kronis. Carilah info yg benar dan terpercaya sebanyak2nya. Cermati selalu sumber info. Jangan mudah percaya. Kepercayaan adalah suatu proses jangka panjang yg telah lewat berbagai ujian.
Selain itu ya terpaksa saya cuma bisa berdoa agar para YTer dokter ini tetap rendah hati mau bercermin tiap saat agar konten videonya punya misi mulia mencerdaskan bangsa. Memanfaatkan ilmunya utk menyebarkan informasi kesehatan utk masyarakat tanpa pamrih. Bukan utk mengeruk keuntungan finansial semata.
Baca juga
KOSMETIK HOAX
Pengobatan Dini Pada Jerawat